SYIFA’

Juni 29, 2007 at 10:23 am (Akhlak, Akidah, Dakwah, Fiqh, Ghazwul Fikri, Hikmah, Nabi Muhammad SAW, Renungan, Sejarah, Tafsir Al Quran)

Apa arti kata syifa’? Apa Al Qur’an juga merupakan syifa’? Bagaimana seruan nabi Ayub ketika ditimpa penyakit?

 
Syifa’ berarti obat. Kata syifa’ disebut sebanyak 4 kali dalam Al Qur’an, yaitu dalam surat: Yunus/10:57, An Nahl/16:69, Al Isra/17: 82, dan Fushshilat/41: 44. Secara eksplisit Al Qur’an dikatakan merupakan syifa’, namun terdapat perbedaan di kalangan ulama tentang jenis penyakit yang dapat disembuhkannya. Ada yang mengatakan Al Qur’an hanya syifa’ untuk penyait hati, sementara yang lain mengatakan juga syifa’ untuk jasmani.

 
Berikut ini ayat-ayat yang mengunakan kata syifa’ dengan berbagai konteksnya:

Obat Penyakit dalam Dada
Hai manusia, sesunguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhan-mu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang ada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orangorang beriman (Yunus/10:57). Sesuai dengan redaksi ayat ini para ulama bersepakat bahwa Al Qur’an dapat menjadi obat bagi penyakit-penyakit rohani, seperti kemunafikan, kesombongan, dan semacamnya.
 
Berkait dengan penyakit-penyakit yang dirasa ada peran syaithan di dalamnya, nabi Ayyub pernah mengalaminya dan Allah telah memberitahu bagaimana cara mengatasinya. Dan ingatlah hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhannya, ’Sesungguhnya aku diganggu syaithan dengan kepayahan dan siksaan’ Allah berfirman, ’Hantamkanla kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum’(Shad/38:41). Uraian lebih rinci tentang pengobatan ini insyaallah akan disampaikan pada kesempatan lain.
 
Obat Penyakit Jasmani
Dan Kami turunkan dalamAl Qur’an ayat-ayat yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur’an tidak menambah bagi orang-orang yang dzalim selain kerugian ( Al Isra’/17:82). Berdasar ayat ini Ibnul Qayyim Al Jauziah mengatakan bahwa Al Quran dapat menjadi syifa’ penyakit rohani maupun jasmani.
 
Berkait dengan penyakit yang bersifat jasmani ini, sebenarnya Al Quran telah menceritakan adanya bahan yang dapat dijadikan obat, sebagaimana ayat berikut: ‘Kemudian makanlah dari tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda  (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan’ (An Nahl/16:69)
 
Secara hakikat, Allahlah yang menyembuhkan penyakit yang diderita seseorang, Sebagaimana yang diungkapan oleh nabi Ibrahim,’… Dan apabila aku sakit, Dialah (Allah) Yang menyembuhkan aku, dan Yang mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali)…’(Asy Syuara/26:80-81). Ungkapan yang relatif sama diungkapkan oleh nabi Ayyub ketika berdoa,’…(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang diantara para penyayang’(Al Anbiyak/21:83)
 

Tidak ada perbedaan dari ulama bahwa Al Qur’an adalah syifa’ dari penyakit-penyakit hati. Sudahka kita menjadikan Al Qur’an sebagai obat penyakit hati kita?

 

20 Komentar

  1. Toni said,

    Obat rinduku pada Ustadz Ahmad Hariadi apa ya?

    Masih sibuk banget di Jakarta?

    Semoga apa yang kukerjakan ini bermanfaat.

  2. amin said,

    ass, wr, wb

    Wah jadi kangen balek surabaya, kangen tulisan-tulisan Hanif….kangen mas fatoni, mas heru, Ust Hariyadi, Bang Aziz dll….

  3. Toni said,

    Semoga tulisan di blog-blog kami bisa menjadi obat kanget di Riau, Mas Amien.
    Salam untuk keluarga!

  4. amin said,

    Mas..coba difasilitasi untuk bisa cheating bersama, ajak yang di fosigroup biar lebih enak diskusinya…

  5. Ahmad Hariyadi said,

    Ya, Allah sungguh Engkau mengetahui bahwa ada kerinduan di hatiku untuk bertemu dengan saudaraku dalam iman, aktivis, penggerak dakwah. Jazakumullah khair

  6. abafarhan said,

    salamun’alaika Ust Ahmad.

    Saya pengen memiliki buku karya ustad,yaitu terjemahan alquran menurut nahushoroh dan 100 pemahaman,..apa masih ada stock ??ataudimana bisa belinya,..lokasi saya di Jambi..

    tolong konfirmasinya ya..
    terimakasih,semoga dari hari kita dipenuhi dengan karunia Allah

  7. Toni said,

    Ustadz Ahmad Hariadi belum pernah terbit bukunya.
    Baru direncanakan terbit beberapa bulan ke depan tentang Tafsir Kunci Al Quran.

  8. zenit said,

    Ass Wr Wb Bapak Hariadi keluar dari Ahmadiyah karena sifatnya yang tidak baik kepada wanita dan berbohong kepada KUA. ini sangat memalukannya sehingga ia memutuskan untuk keluar dari Ahmadiyah. mungkin ini belum dia ceritakan dengan terinci bagaimana cara ia mendapatkan istri pertama dan istri kedua. caranya ini sangat memalukan sebagai seorang mubaligh yang dipercaya. demikianlah sedikit pengetahuan saya mengenai ahmad hariadi.

  9. Jisim Urip said,

    Zenit…Zenit , bagaimana kalau sebelum anda menceritakan orang lain kita mulai dengan cerita tentang anda? apa sy harus yang menceritakan? he..he

  10. totok said,

    Quote zenit:
    Ass Wr Wb Bapak Hariadi keluar dari Ahmadiyah karena sifatnya yang tidak baik kepada wanita dan berbohong kepada KUA. ini sangat memalukannya sehingga ia memutuskan untuk keluar dari Ahmadiyah. mungkin ini belum dia ceritakan dengan terinci bagaimana cara ia mendapatkan istri pertama dan istri kedua. caranya ini sangat memalukan sebagai seorang mubaligh yang dipercaya. demikianlah sedikit pengetahuan saya mengenai ahmad hariadi.

    jawab:
    Tahu darimana cerita tsb. Katanya pentolan-pentolan ahmadiyahkah? Ahmad hariyadi pernah mengirimkan surat mu’alanah ttg fitnah tersebut tetapi tidak ada satupun pihak ahmadiyah yg berani menandatangani surat mu’alanah tsb.
    Sebelum berbicara lebih baik anda bertanya terlebih dahulu kepada Bpk.Ustad hariadi untuk menanyakan kebenaran berita tsb.

  11. sukma wanto said,

    Hariadi Pendusta
    Ahmad Hariadi adalah seorang mantan mubaligh Ahmadiyah. Selama ini Hariadi telah berdusta seputar peristiwa keluarnya Hariadi dari Ahmadiyah. Dalam catatan dokumentasi Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Hariadi diberhentikan dari Korsp Mualimin Jemaat Ahmadiyah Indonesia tanggal 16 Agustus 1985 (Surat No. 1503 dan Surat No. 125/SK/85). Latarbelakang diberhentikannya Hariadi adalah karena datangnya surat laporan dari pengurus Jemaat Ahmadiyah Madiun yang melaporkan ke Ketua Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia perihal peristiwa yang mengakibatkan terjadinya perkawinan Hariadi dengan seorang janda muda bernama Sundari pada tanggal 4 Agustus 1984.
    Perkawinan ini terjadi karena Hariadi tertangkap tangan tidur bareng dengan Sundari di rumah dinasnya di Rumah Missi Jemaat Ahmadiyah Madiun. Setelah mendapat desakan akhirnya Hariadi bersedia menikahi Sundari, setelah sebelumnya mendapat izin dari istrinya tanggal 29 Juni 1984.
    Bukannya sadar terhadap apa yang dilakukan, Hariadi berlaku dusta lagi dengan mengaku pada KUA Kecamatan Geger bahwa dirinya masih perjaka dan menggunakan nama Harsono berprofesi sebagai pedagang. Namun dalam fotokopian surat nikah yang dikirimkan kepada Kantor Pusat Jemaat Ahmadiyah Indonesia nama Harsono diganti menjadi Ahmad Hariadi dengan sebelumnya diberi tip x. Sementara itu status nya sebagai perjaka diberi tip X dan diganti menikah dan pekerjaan dagang diganti mubaligh.
    Ada pun latar belakang Hariadi dipindahtugaskan dari Lombok ke Madiun karena telah melakukan mubahalah dengan seorang ulama bernama Haji Irfan, memang benar. Namun dalam pengakuannya yang dimuat dan disebarkan lewat bukunya dan ceramah-ceramahnya , Hariadi banyak menutup fakta yang sebenarnya.
    Fakta yang ditutupi adalah seputar proses mubahalah yang Hariadi lakukan.
    Waktu itu, Ahmad Hariadi di Pancor pada tahun 1981, telah membuat selebaran berjudul Istihkam. Selebaran ini berisi tantangan mubahalah kepada siapa saja yang tidak percaya pada Ahmadiyah. Peristiwa ini telah dilaporkan oleh pengurus Jemaat Lombok dan hasilnya Ahmad Hariadi ditegur secara keras agar tidak berbuat hal demikian. Teguran itu dilakukan karena apa yang dilakukan oleh Ahmad Hariadi tidak ada perintah atau izin dari Khalifah Ahmadiyah. Selain itu isi mubahalah itu pun tidak sesuai dengan ajaran Al qur’an Surat Ali Imron ayat 61 dan Sunnah Rasulullah SAW. Bahkan yang lebih salah lagi, Hariadi telah bersedia dipotong leher jika dalam waktu 3 bulan pihak yang dia tantang untuk bermubahalah tidak mengalami apa-apa.
    Pada tanggal 14 Juli 1983, tanpa menghiraukan teguran dari Pusat Jemaat Ahmadiyah Indonesia Ahmad Hariadi melakukan mubahalah dengan haji Irfan dari Kampung Sawing, Pancor-Lombok, Nusa Tenggara Barat. Perbuatannya ini telah dilaporkan pula kepada Ketua Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia saat itu. Bukannya nurut, Ahmad Hariadi malah dengan sombongnya mengatakan bahwa dirinya sudah sangat yakin pada Ahmadiyah, jadi tanpa mengikuti Al qur’an pun dirinya sanggup mengalahkan do’a Haji Irfan.
    Lima hari sebelum waktu mubahalah yang dia tentukan berakhir, Ahmad Hariadi sudah diamankan oleh petugas, karena dia akan diserang massa. Untuk selanjutnya Hariadi diungsikan ke Denpasar Bali dan dibebastugaskan untuk sementara.
    Pada tanggal 17 Nopember 1983 dengan surat No. 05/Mlm/Ps/11/83 dari Denpasar, Ahmad Hariadi menulis surat permohonan maaf pada Raisuttabligh Jemaat Ahmadiyah Indonesia. Isi suratnya adalah sebagi berikut : ‘ Saya Ahmad Hariadi mohon maaf atas kekeliruan/kesalahan saya dalam teknis menyampaikan tabligh Jemaat kepada ghair, terutama yang menyangkut masalah mubahalah. Sekali lagi saya mohon maaf yang sebesar-besarnya dan saya berjani tidak akan mengulangi hal tersebut di atas”.
    Sebagai jawabannya Ahmad Hariadi dimaafkan atas segala kesalahan yang dia lakukan dan jika dia mengulangi perbuatan buruknya lagi maka Jemaat akan memberikan sanksi tegas yaitu Hariadi dikeluarkan dari Korps Mu’alim. Pernyataan ini tercantum dalam surat No. 4579/24-12-1983 dan selanjutnya Ahmad Hariadi di tugaskan di Madiun Jawa Timur.
    Di Madiun inilah Hariadi mengalami kemunduran akhlak yang membuat dirinya di pecat dari Korps Mu’alim Jemaat Ahmadiyah Indonesia. Dan dikemudian hari hingga sekarang Hariadi telah memilih profesi sebagai penyebar fitnah terhadap Ahmadiyah.
    Bagi pengurus Pusat Jemaat Ahmadiyah Indonesia apa yang telah dilakukan Ahmad Hariadi tidak ada hubungannya dengan Ahmadiyah. Dan semenjak hal itu terjadi segala komunikasi yang berhubungan dengan Ahmad Hariadi telah terputus dan sengaja diputus.
    Sampai saat sekarang, apa yang disebarkan dan diklaim oleh Ahmad Hariadi hanya dusta dan dusta. Selama Ahmad Hariadi masih menjaga rahasia kehidupannya dimasa dia menjadi Mualim Ahmadiyah, maka selama itu pula dia berdusta.
    Data dan dokumentasi yang ada di kantor Pusat Jemaat Ahmadiyah Indonesia tentang Ahmad Hariadi hingga saat ini tersimpan rapih.

  12. Toni said,

    Maaf, bahwa Ahmad Hariadi, pengasuh blog katakuncualquran ini bukanlah Ahmad Hariadi yang ada hubungnnya dengan Ahmadiyah, seperti yang dibicarakan oleh saudara Sukma Wanto, Totok, Jisim Urip, maupun Zenit.

    Dengan demikian, polemik ini sebaiknya dihentikan.

    Terima kasih

  13. sukma wanto said,

    Saya mohon maaf jika selama ini telah salah alamat. Sekali lagi mohon maaf…

  14. luki said,

    ass ,y ustadz sy ikhwan dr petemon .mau nanya gmn kabar nya taklim di manukan?ada g buletin yg online ,kl ada web nya apa?

  15. shifa said,

    wah… ini dapat membantu saya menemukan arti kata dari nama saya

  16. zahrah said,

    jujur demi allah …..aku tidak tau ada kekuatan apa dlm kata ini
    tp yg jelas ,,,,,setiap ku menyebutkan kata ya syifa ya allah aku selalu di selamatkan oleh allah dr sakaratul maut yang hampir menimpaku 4 kali dan aku selalu terbebas dr kelaparan dan juga doaku selalu dikabulkan
    ……….. alhamdulillah ya allah…….allohuakbar……subhanallah…….

  17. hery said,

    sangat baik utk memikirkannya

  18. Asy-Syifa, Obat Penyejuk dari Komplek Militer | BUKU Iranda said,

    […] Ustadz Ahmad Hariadi, sesuai dengan redaksi ayat ini para ulama bersepakat bahwa Al-Qur’an dapat menjadi obat bagi […]

  19. susanto margito said,

    Assalamualaikum, mau nanya apa perbedaan Antara Usolli dengan Nawaitu………….ditunggu jawabannya mohon dibantu..

  20. Isah said,

    assalamuallaikum wr,wb,makasih pencerahannya diatas

Tinggalkan Balasan ke abafarhan Batalkan balasan